Minggu, 16 Desember 2012

HUBUNGAN IKLIM KE TANAMAN



Hubungan faktor iklim dengan pertumbuhan dan produksi tanaman
Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis.
Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2 unsur yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu :
  1. Curah hujan dan distribusi hujan
  2. Tinggi tempat dari permukaan laut.
Selain unsur iklim di atas, menurut Guslim (2007) Produksi tanaman juga dipengaruhi oleh Radiasi Matahari dan Suhu.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase pertumbuhan itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang diikuti oleh hujan sering merangsang pembungaan tanaman tahunan tropika. Faktor lain yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode selama setiap 24 jam. Tanaman berhari pnjang tidak akan berbunga jika ditanam di wilayah tropika (Mugnisjah dan Setiawan,1995).
Jika bunga telah berkembang tahap berikutnya adalah menjamin sedapat mungkin agar penyerbukan berlangsung dengan baik. Cuaca pada saat penyerbukan adalah penting. Umumnya serbuk sari tidak dapat tahan hidup jika hujan lebat, dan suhu yang terlalu dapat menyebabkan penyerbukan yang jelek. Serangga terutama lebah, tidak akan bekerja dengan baik dalam kondisi cuaca yang sangat basah.
1 Curah Hujan .
Klasifikasi iklim menurut scmidth dan Fergusson ada 6 yaitu :
Tabel 1.1 Tipe Iklim menurut Schmidth dan Fergusson
No
Tipe Iklim
Jumlah bulan basah
Jumlah bulan kering
1
A-1
12
0
2
A-2
Kurang dari 12
0
3
B-1
9-10
1-2
4
B-2
7-8
2-4
5
C
5-7
4-6
6
D
2-5
6-8
Kepentingan tanaman terhadap besarnya curah hujan sudah dirasakan sejak panen. Adapun titik yang kritis adalah saat pembungaa. Apabila saat pembungaan banyak hujan turun, maka proses pembungaan akan terganggu. Tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai viabilitas lagi. Kepala putik dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu,aktivitas serangga penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi.apabila trjadi kerusakan pada tepung sari dan kepala puti berarti penyerbukan telah gagal. Hal ini juga berarti bahwa pembuahan dan selanjutnya,panen, telah gagal dan harus menunggu tahun berikutnya (Ashari 2006)
Mungkin ini karena pengaruh adaptasi tanaman. Tidak ada jenis tanaman yang memerlukan iklim mutlak seperti pada table 1.1. Dengan kata lain, ada penyesuaian atau adaptasi tanaman terhadap lingkungannya. Untuk itu pada table 1.2 di bawah ini diperlihatkan contoh jenis tanaman bebuahan yang sesuai dengan kriteria di atas.
Tabel 1.2 Tipe iklim yang dikehendaki tanaman bebuahan
Tipe Iklim
(jumlah bulan basah)
Jumlah bulan kering
Jenis bebuahan yang sesuai
9,10-12,11,11-12,12
0
Gandaria,kapulasan,kemang,kesemek
9
8
7
6
3
0-3
0-4
4-5
Duku,durian,mundu,papaya,pisang
Rambutan

Lebih dari 4 bulan
Jambu biji,jambu monyet,nangka pepaya.
2. Tinggi Tempat dari Permukaan Laut
Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman.Menurut Guslim (2007) Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya kan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah.
Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbuahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi (Ashari,2006).

3. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga, pertumbuhan dan differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga, munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih. Tanaman tropis tidak memerlukan keperluan vernalisasi sebelum rangsangan fotoperiode terhadap pembungaan menjadi efektif. Tetapi, pengaruh suhu terhaadap induksi bunga cukup kompleks dan bervariasi tergantung pada tanggap tanaman terhadap fotoperiode yang berbeda. Suhu malam yang tinggi mencegah atau memperlambat pembungaan dalam beberapa tanaman.
4. Panjang Hari
Terdapat tiga penggolongan tanaman yang lazim, yaitu tanaman berhari pendek (short day),tanaman berhari panjang (long day), dan tanaman berhari netral (day netral) (Mugnisjah dan Setiawan, 1995). Menurut Ashari (2004) respon pembungaan tanaman terhadap lamanya penyinaran berbeda. Tanaman yang digolongkan tanaman hari pendek (short day) adalah tanaman yang baru berbunga apabila periode gelap lebih lama/ panjang dari kritisnya (misalnya 12 jam). Sebaliknya, tanaman hari panjang (long day) adalah golongan tanaman yang hanya mau berbunga apabila periode gelap kurang/ dibawah dari periode kritisnya.
Pentingnya variasi panjang hari dalam menentukan waktu pembungaan nyata berkaitan dengan latitud; sebagai contoh, tanaman berhari pendek yang memiliki fotoperiode kritikal lebih dari 12 jam berbunga jauh lebih dini di latitud yang lebih tinggi daripada latitud yang rendah. Panjang hari dilaporkan berkorelasi dengan nisbah bunga jantan/ betina dalam tanaman berhari-pendek (Mugnisjah dan Setiawan,1995).
5. Radiasi Matahari
Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk. Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih. Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan berlatitude 10-20 mdpl (Guslim,2007).
kebun pangkas yang dilengkapi dengan paranet untuk modifikasi iklim mikro
DAFTAR PUSTAKA
Ashari,S.1998, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
.2004, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, Bayu Media, Malang, Jawa Timur.
, 2006, Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Guslim,2007. Agroklimatologi,USU Press,Medan.
Hadisoesilo,S dan Kuntadi, 2007, Kearifan Tradisional Dalam Budidaya Lebah Hutan (Apis dorsata), Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam, Bogor
Hasanuddin,A.2003, Manajemen Koloni Lebah Madu, Departemen Kehutanan, Pusat Diklat Pendidikan dan Latihan Kehutanan,Balai latihan Kehutanan, Pematang Siantar.
Mugnisjah,W.Q. dan Setiawan, A. 1995, Produksi Benih, Penerbit Bumi Aksara Jakarta, bekerjasama dengan Pusat antar Universitas-Ilmu Hayat, Institut Pertanian, Bogor.

alat alat iklim



Alat alat iklim
Pengamatan dari unsur / keadaan cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorology yang pada dasarnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di laboratorium yang bersifat peka dan teliti dan harus memenuhi syarat kuat dan sederhana.
Alat-alat tersebut terdiri atas dua jenis yaitu,yang dipakai/dipasang di ruang tertutup dan terbuka
Dari cara pembacaan juga dibagi dua yaitu
v recording : dapat mencatat data secara terus-menerus,sejak pemasangan sampai pergantian alat berikutnya. Contoh : barograf , anemograf dll
v non recording : alat yang digunakan harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data . Alat ini tidak dapat mencatat dengan sendirinya, Contoh : barometer , anemometer , termometer dll
TERMOMETER
thermometer harus dipasang mendatar di lapangan terbuka yang pemasangan alatnya menggunakan alas kayu / besi sebagai penahan dan pada siang hari alat ini harus dilepas menghindari sinar matahari lalu pada petang hari thermometer akan dipasang kembali ,namun untuk lebih sederhananya dapat juga diberi pelindung atau dengan menempelkan thermometer ke dinding
HIGROMETER RAMBUT
Higrometer yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara ini menggunakan rambut manusia karena panjang rambutnya mudah diukur. Higrometer dipasang di dalam sangkar steveson .
PLUVIOMETER
Pluviometer yang digunakan untuk meakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri ,corong alat yang mempunyai bak penampung air hujan yang berbentuk silindris dan gelas penakar hujan dengan skala sampai 25 mm ini harus ditaruh di tempat yang terbuka dan datar ,dipasang dengan cara menyekrupnya pada balok kuatyang sudah dicat putih dan ditanam pada pondasi beton ,tinggi corong dari permukaan tanah 120 cm.
CAMPBELL STOKES
Campbell stokes ini digunakan untuk mengukur intesitas dan lama penyinaran matahari dan dilengkapi dengan kartu khusus yang berperan sebagai pencatat data yang dipasang di bawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka.
ANEMOMETER
Anemometer digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin dan harus ditempatkan di daerah terbuka , pada saat tertiup angina, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin dan di dalamnya terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angina dan lalu hasilnya akan dicocokkan dengan Skala Beaufort.

Selasa, 21 Agustus 2012

iklim-iklimmmmmm


Alat alat iklim
Pengamatan dari unsur / keadaan cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorology yang pada dasarnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di laboratorium yang bersifat peka dan teliti dan harus memenuhi syarat kuat dan sederhana.
Alat-alat tersebut terdiri atas dua jenis yaitu,yang dipakai/dipasang di ruang tertutup dan terbuka
Dari cara pembacaan juga dibagi dua yaitu
v recording : dapat mencatat data secara terus-menerus,sejak pemasangan sampai pergantian alat berikutnya. Contoh : barograf , anemograf dll
v non recording : alat yang digunakan harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data . Alat ini tidak dapat mencatat dengan sendirinya, Contoh : barometer , anemometer , termometer dll
TERMOMETER
thermometer harus dipasang mendatar di lapangan terbuka yang pemasangan alatnya menggunakan alas kayu / besi sebagai penahan dan pada siang hari alat ini harus dilepas menghindari sinar matahari lalu pada petang hari thermometer akan dipasang kembali ,namun untuk lebih sederhananya dapat juga diberi pelindung atau dengan menempelkan thermometer ke dinding
HIGROMETER RAMBUT
Higrometer yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara ini menggunakan rambut manusia karena panjang rambutnya mudah diukur. Higrometer dipasang di dalam sangkar steveson .
PLUVIOMETER
Pluviometer yang digunakan untuk meakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri ,corong alat yang mempunyai bak penampung air hujan yang berbentuk silindris dan gelas penakar hujan dengan skala sampai 25 mm ini harus ditaruh di tempat yang terbuka dan datar ,dipasang dengan cara menyekrupnya pada balok kuatyang sudah dicat putih dan ditanam pada pondasi beton ,tinggi corong dari permukaan tanah 120 cm.
CAMPBELL STOKES
Campbell stokes ini digunakan untuk mengukur intesitas dan lama penyinaran matahari dan dilengkapi dengan kartu khusus yang berperan sebagai pencatat data yang dipasang di bawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka.
ANEMOMETER
Anemometer digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin dan harus ditempatkan di daerah terbuka , pada saat tertiup angina, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin dan di dalamnya terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angina dan lalu hasilnya akan dicocokkan dengan Skala Beaufort.

Sabtu, 02 Juni 2012

komposssssss


PEMBUATAN KOMPOS
1.    Kompos Serbuk gergaji
Bahan umum  yang digunakan:
o  Pupuk kandang sapi
o  serbuk
o  Dedak, Air cucian beras
o  Molases
o  Air biasa
o  EM4
Alat  umum yang digunakan:
o  Terpal
o  Termometer
o  Gembor
o  Cangkul/Sekap/garu
o  Sarung tangan
Metoda  serbuk gergaji
Langkah kerja.
·      Siapkan serbuk gergaji sekitar 3 ember besar
·      Tuangkan ke terpal
·      Campur dedak 1 ember
·      Tambahkan air cucian beras secukupnya untuk menyatukan serbuk dan dedak
·      Sesudah bercampur, tambahkan kotoran sapi sebanyak 1 ember/ secukupnya
·      Aduk dengan garu atau cangkul
·      Tambahkan air beras secukupnya untuk menghomogenkan beberapa bahan yang telah tercampur.
·      Tutup terpal dan diamkan sampai 20 hari.



2.    Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
Bahan umum  yang digunakan:
ð Pupuk kandang sapi
ð Tankos
ð Dedak, Air cucian beras
ð Molases
ð Air biasa
ð EM4
Langkah kerja:
ð Cacah tankos kelapa sawit menjadi bagian kecil
ð Masukan hasil cacahan tersebut kedalam mesin pengaduk 3 ember
ð Sewaktu mesin berkerja, tambahkan dedak 2 ember/secukupnya
ð Setelah terlihat sudah teraduk rata, siapkan kotoran sapi 1 ember besar yang di beri larutan gula merah
ð Satukan semua menjadi satu di terpal
ð Aduk sampai rata dan warna berubah
ð Tutup terpal dan tunggu sampai terjadi perombakan.