1.1.ALAT
–ALAT MESIN PERTANIAN
1.
PENANAMAN
Penanaman
merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalaM pada kedalaman tertentu
atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan tanah didalam
tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan
biji yang baik. Perkecambahan dan pertumbuhan biji suatu tanaman dipengaruhi
suatu
faktor, yaitu :
1. Jumlah biji
yang ditanam
2. Daya kecambah
biji
3. Perlakuan
terhadap biji
4. Keseragaman
ukuran biji
5. Kedalaman
penanaman
6. Jenis tanah
7. Kelembaban
tanah
8. Mekanisme
pengeluaran biji
9. Keseragaman
penyebaran
10. Tipe pembuka
dan penutup alur
11. Waktu
penanaman
12. Tingkat
pemadatan tanah sekitar biji
13. Drainase
yang ada
14. Hama dan
penyakit
15. Keterampilan
operator
Penanaman
dapat dilakukan dengan menggunakan tangan saja, dengan bantuan alat-alat
sederhana ataupun dengan bantuan mesin-mesin penanam. Dalam perkembangan alat
dan mesin penanam ini dikenal dari bentuk yang sederhana atau tradisional
sampai dalam bentuk yang modern. Macam dan jenis alat/mesin penanam dapat
digolongkan menjadi 3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik
yang digunakan, yaitu:
1. Alat penanam
dengan sumber tenaga manusia
2. Alat penanam
dengan sumber tenaga hewan
3. Alat penanam
dengan sumber tenaga traktor
Pada
umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang
didorong/ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor. Prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan
alur atau lubang (khusus tugal)
2. Mekanisme
penjatuhan benih
3. Penutupan
alur atau lubang ( khusus tugal)
A. Alat penanam
dengan sumber tenaga manusia Alat penanam dengan sumber tenaga manusia dapat
pula digolongkan
menjadi 2
golongan, yaitu:
1. Alat penanam
tradisional
2. Alat penanam
semi-mekanis
A.1. Alat
penanam tradisional
Alat
penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal
merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan
cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar. Tugal bentuknya
bermacam-macam sesuai dengan modifikasi suatu daerah atau negara, seperti
terlihat pada Gambar 29. Bentuk tugal di Indonesia merupakan bentuk tugal yang
paling sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat bentuk mekanisme
pengeluaran benih. Disini benih dimasukkan kedalam tanah secara terpisah,
artinya memerlukan bantuan orang lagi. Tidak demikian halnya pada tugal yang
telah dikembangkan di India dan Inggris. Berat alat ini berkisar 0,2 sampai 2,0
kg. Bagian-bagian utama dari tugal menurut fungsinya adalah sebagai
berikut :
1. Tangkai
pegangan
2. Tempat atau
kotak benih
3. Saluran benih
4. Pengatur
pengeluaran benih
Prinsip
kerja tugal ini adalah : jika ujung tunggal ditancapkan atau dimasukkan kedalam
tanah, maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya mekanisme pengatur
pengeluaran benih sehingga dengan sendirinya benihbenih akan jatuh kedalam
tanah. Sebagai contoh tugal semi mekanis yang menggunakan pegas (Gambar 29),
pada saat mata tugal
(e)
masuk kedalam tanah, Pengatur pengeluaran benih
(d)
tertekan keatas oleh permukaan tanah. Kemudian
(d)
mendorong tangkai pegas
(f),
sehingga lubang benih terbuka dan benihpun terjatuh kebawah yang dibuat oleh
(e).
Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari
permukaan
tanah,
(d)
kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas, dan gerakan ini menutup
lubang jatuhnya benih. Untuk jelasnya, bagian mekanisme penjatuhan benih
diberikan
A.2. Alat
penanam semi-mekanis
Bentuk dan macam
alat penanam semi-mekanis ini juga bermacammacam sekali seperti terlihat pada
Gambar 30. Alat-alat penanam ini cocok digunakan, baik pada tanah-tanah ringan
maupun berat serta cocok untuk benih-benih berukuran besar dan kecil. Dengan
berat alat 12 sampai 15 kg. Bagian-bagian utama dari alat penanam tipe ini
adalah :
1. Tangkai
pendorong
2. Roda depan
3. Kotak benih
4. Pengaturan
pengeluaran benih
5. Saluran benih
6. Pembuka alur
7. Penutup alur
8. Roda belakang
Pada
dapat dilihat tiga macam alat penanam jenis semimekanis yang didorong manusia,
lengkap dengan bagian-bagian utamanya. Mekanisme penjatuhan benih berlangsung
dengan putaran roda dengan melalui batang penghubung antara penutup/pembuka
lubang jatuhnya benih dengan lempengan pengungkit dipusat roda depan. Bentuk
lempengan dan mekanisme penjatuhan benih diperlihatkan pada Alat penanaman
semi-mekanis jenis lain adalah yang ditarik tenaga manusia, sebagai contoh alat
penanaman pada desain IRRI dengan jumlah jalur 6 . Mekanisme penjatuhan padi
dengan alat tersebut juga menggunakan putaran roda dimana putaran ini memutar
lempeng penjatuh benih melalui sumbu selebar alat. Syarat-syarat penggunaan
jenis alat ini adalah keadaan tanah sawah harus ”macek-macek” dan benih
gabahnya harus direndam dulu selama 2 kali 24 jam. Mekanisme penjatuhan benih
gabah dan dalam dari suatu jalur dapat dilihat pada gambar 34.
B. Alat penanam
dengan sumber tenaga hewan
Alat
penanam dengan sumber tenaga hewan juga banyak sekali macamnya, tergantung
modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan ditanam. Alat penanam tipe ini
yang paling sederhana adalah tipe yang hanyamempunyai satu atau dua buah jalur
dengan pemasukan benih dilakukan secara terpisah, artinya benih dijatuhkan oleh
operator melalui corong pemasukan terus melalui saluran benih yang kemudian
sampai dan masuk kedalam tanah, gambar 35 dan gambar 36. Alat penanaman dibuat
dari logam kecuali corong pemasukan dan
saluran benih. Kedalaman dan jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
sedangkan pada gambar 37 adalah alat penanam yang dikombinasikan dengan alat
pemupuk dengan tenaga penarik hewan.
Bagian-bagian
alat penanaman sederhana ini adalah :
1. Batang tarik
2. Batang
pengendali
3. Pembuka alur
4. Corong benih
5. Saluran benih
C. Alat penanam
dengan sumber tenaga traktor
Berdasarkan cara
penanaman, maka alat penanaman dengan sumber
tenaga dari
traktor dapat digolongkan menjadi 3 golongan., yaitu:
1. Alat
penanaman sistem baris lebar
2. Alat
penanaman sistem baris sempit
3. Alat
penanaman sistem sebar
C.1 Alat
penanaman sistem baris lebar
Alat
baris penanaman sistem baris lebar ini telah dirancang untuk menempatkan
benih-benih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain cukup
lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan meningkatkan efisiensi
pemanenan. Alat penanam seperti ini banyak digunakan untuk tanaman seperti :
jagung, kapas, sorgum, serta kacangkacangan.
Berdasarkan
cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam sistem baris lebar dapat
dibagi 3 tipe yaitu : drill, hill-drop dan checkrow. Sedangkan
untuk penempatan alat pananam
pada traktor
dapat dibagi 2
golongan, yaitu
: trailing dan mounted.
Alat penanam
jagung biasanya mempunyai 2 sampai 4 unit pembuat alur dan biasanya
dapat
menjatuhkan satu atau lebih benih setiap waktu dengan jarak antara tiap dua
benih jagung
11 sampai 60 cm.
Jarak dari tiap-tiap biji ini tergantung dari besar lubang lempeng pengeluaran
dan
kecepatan perputarannya. merupakan
gambar berbagai macam alat penanam jagung, baik yang trailing maupun
yang mounted, baik drill, hill-drop maupun checkrow.
Ketelitian suatu alat tanam tergantung dari keseragaman dari benih, bentuk
dasar dari corong pemasukan, kecepatan perputaran dari lempeng benih, bentuk
dan ukuran dan lempeng serta kesempurnaan corong pemasukan. Bagian-bagian dari
corong pemasukan alat jagung dapat dilihat Sedangkan bagian-bagian dari dasar
corong pemasukan alat penanam jagung dan kegunaan bagian-bagian tersebut adalah
sebagai berikut
1. Cut-off pawl
: dengan bantuan tekanan per cut-off ini berfungsi untuk mengeluarkan adanya
kelebihan benih.
2. Knok-uot pawl
: dengan bantuan per, knock-out ini berfungsi mengatur benih supaya benih tepat
jatuh diatas saluran benih.
3.
Lempeng benih : berfungsi untuk membawa benih melalui celah-celahlempeng yang
ada dan menjatuhkannya pada katup terbuka dan benihbenih terjatuh pada katup
bagian tanah yang selanjutnya masuk kedalam tanah (Gambar 40). Pembuka alur
berfungsi untuk membuka atau membuat alur pada tanah sebagi tempat benih-benih
dijatuhkan dari mekanisme alat tanam. Pembuka alur yang umum digunakan adalah :
1. Tipe pacul
2. Tipe alas
lempeng
3. Tipe alas
datar
4. Tipe dua
piringan
5. Tipe satu
piringan
Gambar 40. Macam
lempeng benih pada dasar corong pemasukan alat
penanam jagung
Tipe alas lengkung merupakan tipe yang paling banyak digunakan. Tipe alas datar
sangat cocok digunakan pada tanah-tanah kasar dan berbatu, sedangkan tipe dua
piringan cocok untuk tanam lebar. Kelima macam alur tersebut diberikan pada
Perlengkapan pemupukan dapat juga digabungkan pada alat penanam jagung ini.
Detail dari pemasukan dan distribusinya akan dibahas sendiri pada alat-alat
pemupukan.
Alat penanam
lain yang tidak kalah pentingnya adalah alat tanam yang
disebut transplanter.
Transplanter yang dibahas disini adalah untuk menanam
padi sawah. Pada
prinsipnya cara kerja alat ini adalah mirip dengan cara kerja
tangan manusia
dalam menanam bibit padi sawah. Dua transplanter untuk
menanam padi
sawah dapat dilihat pada Gambar 42.
Karena mesin
bekerja, maka lengan penanam dan pinset penanam akan
bergerak naik
turun. Pinset penanam dilengkapi cakar pemegang pada bagian
dasarnya.
Mekanisme hubungan akan digunakan untuk membuka dan
menutup cakar
pemegang. Sewaktu pinset pada posisi diatas, maka cakar
pemegang akan
terbuka, sedang waktu pinset penanam turun, maka cakar
pemegang akan
tertutup. Pada proses ini bibit akan dicabut melalui celah