Minggu, 16 Desember 2012

HUBUNGAN IKLIM KE TANAMAN



Hubungan faktor iklim dengan pertumbuhan dan produksi tanaman
Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang dipergunakan dalam penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis.
Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2 unsur yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu :
  1. Curah hujan dan distribusi hujan
  2. Tinggi tempat dari permukaan laut.
Selain unsur iklim di atas, menurut Guslim (2007) Produksi tanaman juga dipengaruhi oleh Radiasi Matahari dan Suhu.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu awal pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat. Tetapi bagi kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum perubahan fase pertumbuhan itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang diikuti oleh hujan sering merangsang pembungaan tanaman tahunan tropika. Faktor lain yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode selama setiap 24 jam. Tanaman berhari pnjang tidak akan berbunga jika ditanam di wilayah tropika (Mugnisjah dan Setiawan,1995).
Jika bunga telah berkembang tahap berikutnya adalah menjamin sedapat mungkin agar penyerbukan berlangsung dengan baik. Cuaca pada saat penyerbukan adalah penting. Umumnya serbuk sari tidak dapat tahan hidup jika hujan lebat, dan suhu yang terlalu dapat menyebabkan penyerbukan yang jelek. Serangga terutama lebah, tidak akan bekerja dengan baik dalam kondisi cuaca yang sangat basah.
1 Curah Hujan .
Klasifikasi iklim menurut scmidth dan Fergusson ada 6 yaitu :
Tabel 1.1 Tipe Iklim menurut Schmidth dan Fergusson
No
Tipe Iklim
Jumlah bulan basah
Jumlah bulan kering
1
A-1
12
0
2
A-2
Kurang dari 12
0
3
B-1
9-10
1-2
4
B-2
7-8
2-4
5
C
5-7
4-6
6
D
2-5
6-8
Kepentingan tanaman terhadap besarnya curah hujan sudah dirasakan sejak panen. Adapun titik yang kritis adalah saat pembungaa. Apabila saat pembungaan banyak hujan turun, maka proses pembungaan akan terganggu. Tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai viabilitas lagi. Kepala putik dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu,aktivitas serangga penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi.apabila trjadi kerusakan pada tepung sari dan kepala puti berarti penyerbukan telah gagal. Hal ini juga berarti bahwa pembuahan dan selanjutnya,panen, telah gagal dan harus menunggu tahun berikutnya (Ashari 2006)
Mungkin ini karena pengaruh adaptasi tanaman. Tidak ada jenis tanaman yang memerlukan iklim mutlak seperti pada table 1.1. Dengan kata lain, ada penyesuaian atau adaptasi tanaman terhadap lingkungannya. Untuk itu pada table 1.2 di bawah ini diperlihatkan contoh jenis tanaman bebuahan yang sesuai dengan kriteria di atas.
Tabel 1.2 Tipe iklim yang dikehendaki tanaman bebuahan
Tipe Iklim
(jumlah bulan basah)
Jumlah bulan kering
Jenis bebuahan yang sesuai
9,10-12,11,11-12,12
0
Gandaria,kapulasan,kemang,kesemek
9
8
7
6
3
0-3
0-4
4-5
Duku,durian,mundu,papaya,pisang
Rambutan

Lebih dari 4 bulan
Jambu biji,jambu monyet,nangka pepaya.
2. Tinggi Tempat dari Permukaan Laut
Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman.Menurut Guslim (2007) Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya kan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah.
Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbuahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi (Ashari,2006).

3. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga, pertumbuhan dan differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga, munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih. Tanaman tropis tidak memerlukan keperluan vernalisasi sebelum rangsangan fotoperiode terhadap pembungaan menjadi efektif. Tetapi, pengaruh suhu terhaadap induksi bunga cukup kompleks dan bervariasi tergantung pada tanggap tanaman terhadap fotoperiode yang berbeda. Suhu malam yang tinggi mencegah atau memperlambat pembungaan dalam beberapa tanaman.
4. Panjang Hari
Terdapat tiga penggolongan tanaman yang lazim, yaitu tanaman berhari pendek (short day),tanaman berhari panjang (long day), dan tanaman berhari netral (day netral) (Mugnisjah dan Setiawan, 1995). Menurut Ashari (2004) respon pembungaan tanaman terhadap lamanya penyinaran berbeda. Tanaman yang digolongkan tanaman hari pendek (short day) adalah tanaman yang baru berbunga apabila periode gelap lebih lama/ panjang dari kritisnya (misalnya 12 jam). Sebaliknya, tanaman hari panjang (long day) adalah golongan tanaman yang hanya mau berbunga apabila periode gelap kurang/ dibawah dari periode kritisnya.
Pentingnya variasi panjang hari dalam menentukan waktu pembungaan nyata berkaitan dengan latitud; sebagai contoh, tanaman berhari pendek yang memiliki fotoperiode kritikal lebih dari 12 jam berbunga jauh lebih dini di latitud yang lebih tinggi daripada latitud yang rendah. Panjang hari dilaporkan berkorelasi dengan nisbah bunga jantan/ betina dalam tanaman berhari-pendek (Mugnisjah dan Setiawan,1995).
5. Radiasi Matahari
Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk. Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih. Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan berlatitude 10-20 mdpl (Guslim,2007).
kebun pangkas yang dilengkapi dengan paranet untuk modifikasi iklim mikro
DAFTAR PUSTAKA
Ashari,S.1998, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
.2004, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, Bayu Media, Malang, Jawa Timur.
, 2006, Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Guslim,2007. Agroklimatologi,USU Press,Medan.
Hadisoesilo,S dan Kuntadi, 2007, Kearifan Tradisional Dalam Budidaya Lebah Hutan (Apis dorsata), Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam, Bogor
Hasanuddin,A.2003, Manajemen Koloni Lebah Madu, Departemen Kehutanan, Pusat Diklat Pendidikan dan Latihan Kehutanan,Balai latihan Kehutanan, Pematang Siantar.
Mugnisjah,W.Q. dan Setiawan, A. 1995, Produksi Benih, Penerbit Bumi Aksara Jakarta, bekerjasama dengan Pusat antar Universitas-Ilmu Hayat, Institut Pertanian, Bogor.

alat alat iklim



Alat alat iklim
Pengamatan dari unsur / keadaan cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorology yang pada dasarnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di laboratorium yang bersifat peka dan teliti dan harus memenuhi syarat kuat dan sederhana.
Alat-alat tersebut terdiri atas dua jenis yaitu,yang dipakai/dipasang di ruang tertutup dan terbuka
Dari cara pembacaan juga dibagi dua yaitu
v recording : dapat mencatat data secara terus-menerus,sejak pemasangan sampai pergantian alat berikutnya. Contoh : barograf , anemograf dll
v non recording : alat yang digunakan harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data . Alat ini tidak dapat mencatat dengan sendirinya, Contoh : barometer , anemometer , termometer dll
TERMOMETER
thermometer harus dipasang mendatar di lapangan terbuka yang pemasangan alatnya menggunakan alas kayu / besi sebagai penahan dan pada siang hari alat ini harus dilepas menghindari sinar matahari lalu pada petang hari thermometer akan dipasang kembali ,namun untuk lebih sederhananya dapat juga diberi pelindung atau dengan menempelkan thermometer ke dinding
HIGROMETER RAMBUT
Higrometer yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara ini menggunakan rambut manusia karena panjang rambutnya mudah diukur. Higrometer dipasang di dalam sangkar steveson .
PLUVIOMETER
Pluviometer yang digunakan untuk meakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri ,corong alat yang mempunyai bak penampung air hujan yang berbentuk silindris dan gelas penakar hujan dengan skala sampai 25 mm ini harus ditaruh di tempat yang terbuka dan datar ,dipasang dengan cara menyekrupnya pada balok kuatyang sudah dicat putih dan ditanam pada pondasi beton ,tinggi corong dari permukaan tanah 120 cm.
CAMPBELL STOKES
Campbell stokes ini digunakan untuk mengukur intesitas dan lama penyinaran matahari dan dilengkapi dengan kartu khusus yang berperan sebagai pencatat data yang dipasang di bawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka.
ANEMOMETER
Anemometer digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin dan harus ditempatkan di daerah terbuka , pada saat tertiup angina, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin dan di dalamnya terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angina dan lalu hasilnya akan dicocokkan dengan Skala Beaufort.

Selasa, 21 Agustus 2012

iklim-iklimmmmmm


Alat alat iklim
Pengamatan dari unsur / keadaan cuaca dan iklim memerlukan alat-alat meteorology yang pada dasarnya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di laboratorium yang bersifat peka dan teliti dan harus memenuhi syarat kuat dan sederhana.
Alat-alat tersebut terdiri atas dua jenis yaitu,yang dipakai/dipasang di ruang tertutup dan terbuka
Dari cara pembacaan juga dibagi dua yaitu
v recording : dapat mencatat data secara terus-menerus,sejak pemasangan sampai pergantian alat berikutnya. Contoh : barograf , anemograf dll
v non recording : alat yang digunakan harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data . Alat ini tidak dapat mencatat dengan sendirinya, Contoh : barometer , anemometer , termometer dll
TERMOMETER
thermometer harus dipasang mendatar di lapangan terbuka yang pemasangan alatnya menggunakan alas kayu / besi sebagai penahan dan pada siang hari alat ini harus dilepas menghindari sinar matahari lalu pada petang hari thermometer akan dipasang kembali ,namun untuk lebih sederhananya dapat juga diberi pelindung atau dengan menempelkan thermometer ke dinding
HIGROMETER RAMBUT
Higrometer yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara ini menggunakan rambut manusia karena panjang rambutnya mudah diukur. Higrometer dipasang di dalam sangkar steveson .
PLUVIOMETER
Pluviometer yang digunakan untuk meakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri ,corong alat yang mempunyai bak penampung air hujan yang berbentuk silindris dan gelas penakar hujan dengan skala sampai 25 mm ini harus ditaruh di tempat yang terbuka dan datar ,dipasang dengan cara menyekrupnya pada balok kuatyang sudah dicat putih dan ditanam pada pondasi beton ,tinggi corong dari permukaan tanah 120 cm.
CAMPBELL STOKES
Campbell stokes ini digunakan untuk mengukur intesitas dan lama penyinaran matahari dan dilengkapi dengan kartu khusus yang berperan sebagai pencatat data yang dipasang di bawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka.
ANEMOMETER
Anemometer digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin dan harus ditempatkan di daerah terbuka , pada saat tertiup angina, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin dan di dalamnya terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angina dan lalu hasilnya akan dicocokkan dengan Skala Beaufort.

Sabtu, 02 Juni 2012

komposssssss


PEMBUATAN KOMPOS
1.    Kompos Serbuk gergaji
Bahan umum  yang digunakan:
o  Pupuk kandang sapi
o  serbuk
o  Dedak, Air cucian beras
o  Molases
o  Air biasa
o  EM4
Alat  umum yang digunakan:
o  Terpal
o  Termometer
o  Gembor
o  Cangkul/Sekap/garu
o  Sarung tangan
Metoda  serbuk gergaji
Langkah kerja.
·      Siapkan serbuk gergaji sekitar 3 ember besar
·      Tuangkan ke terpal
·      Campur dedak 1 ember
·      Tambahkan air cucian beras secukupnya untuk menyatukan serbuk dan dedak
·      Sesudah bercampur, tambahkan kotoran sapi sebanyak 1 ember/ secukupnya
·      Aduk dengan garu atau cangkul
·      Tambahkan air beras secukupnya untuk menghomogenkan beberapa bahan yang telah tercampur.
·      Tutup terpal dan diamkan sampai 20 hari.



2.    Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
Bahan umum  yang digunakan:
ð Pupuk kandang sapi
ð Tankos
ð Dedak, Air cucian beras
ð Molases
ð Air biasa
ð EM4
Langkah kerja:
ð Cacah tankos kelapa sawit menjadi bagian kecil
ð Masukan hasil cacahan tersebut kedalam mesin pengaduk 3 ember
ð Sewaktu mesin berkerja, tambahkan dedak 2 ember/secukupnya
ð Setelah terlihat sudah teraduk rata, siapkan kotoran sapi 1 ember besar yang di beri larutan gula merah
ð Satukan semua menjadi satu di terpal
ð Aduk sampai rata dan warna berubah
ð Tutup terpal dan tunggu sampai terjadi perombakan.

Jumat, 01 Juni 2012

yyyyyyyyyyy

1.1.ALAT –ALAT  MESIN PERTANIAN
1.      PENANAMAN
Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalaM pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan tanah didalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik. Perkecambahan dan pertumbuhan biji suatu tanaman dipengaruhi suatu
faktor, yaitu :
1. Jumlah biji yang ditanam
2. Daya kecambah biji
3. Perlakuan terhadap biji
4. Keseragaman ukuran biji
5. Kedalaman penanaman
6. Jenis tanah
7. Kelembaban tanah
8. Mekanisme pengeluaran biji
9. Keseragaman penyebaran
10. Tipe pembuka dan penutup alur
11. Waktu penanaman
12. Tingkat pemadatan tanah sekitar biji
13. Drainase yang ada
14. Hama dan penyakit
15. Keterampilan operator
Penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan tangan saja, dengan bantuan alat-alat sederhana ataupun dengan bantuan mesin-mesin penanam. Dalam perkembangan alat dan mesin penanam ini dikenal dari bentuk yang sederhana atau tradisional sampai dalam bentuk yang modern. Macam dan jenis alat/mesin penanam dapat digolongkan menjadi 3 golongan berdasarkan sumber tenaga atau tenaga penarik yang digunakan, yaitu:
1. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia
2. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan
3. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor
Pada umumnya bahwa prinsip dasar kerja dari alat tanam adalah sama, baik jenis yang didorong/ditarik tenaga manusia, ditarik hewan atau traktor. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan alur atau lubang (khusus tugal)
2. Mekanisme penjatuhan benih
3. Penutupan alur atau lubang ( khusus tugal)
A. Alat penanam dengan sumber tenaga manusia Alat penanam dengan sumber tenaga manusia dapat pula digolongkan


menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Alat penanam tradisional
2. Alat penanam semi-mekanis
A.1. Alat penanam tradisional

Alat penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar. Tugal bentuknya bermacam-macam sesuai dengan modifikasi suatu daerah atau negara, seperti terlihat pada Gambar 29. Bentuk tugal di Indonesia merupakan bentuk tugal yang paling sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat bentuk mekanisme pengeluaran benih. Disini benih dimasukkan kedalam tanah secara terpisah, artinya memerlukan bantuan orang lagi. Tidak demikian halnya pada tugal yang telah dikembangkan di India dan Inggris. Berat alat ini berkisar 0,2 sampai 2,0 kg. Bagian-bagian utama dari tugal menurut fungsinya adalah sebagai
berikut :
1. Tangkai pegangan
2. Tempat atau kotak benih
3. Saluran benih
4. Pengatur pengeluaran benih
Prinsip kerja tugal ini adalah : jika ujung tunggal ditancapkan atau dimasukkan kedalam tanah, maka tekanan ini akan menyebabkan terbukanya mekanisme pengatur pengeluaran benih sehingga dengan sendirinya benihbenih akan jatuh kedalam tanah. Sebagai contoh tugal semi mekanis yang menggunakan pegas (Gambar 29), pada saat mata tugal
(e) masuk kedalam tanah, Pengatur pengeluaran benih
(d) tertekan keatas oleh permukaan tanah. Kemudian
(d) mendorong tangkai pegas
(f), sehingga lubang benih terbuka dan benihpun terjatuh kebawah yang dibuat oleh
(e). Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari
permukaan tanah,
(d) kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas, dan gerakan ini menutup lubang jatuhnya benih. Untuk jelasnya, bagian mekanisme penjatuhan benih diberikan
A.2. Alat penanam semi-mekanis
Bentuk dan macam alat penanam semi-mekanis ini juga bermacammacam sekali seperti terlihat pada Gambar 30. Alat-alat penanam ini cocok digunakan, baik pada tanah-tanah ringan maupun berat serta cocok untuk benih-benih berukuran besar dan kecil. Dengan berat alat 12 sampai 15 kg. Bagian-bagian utama dari alat penanam tipe ini adalah :
1. Tangkai pendorong
2. Roda depan
3. Kotak benih
4. Pengaturan pengeluaran benih
5. Saluran benih
6. Pembuka alur
7. Penutup alur
8. Roda belakang
Pada dapat dilihat tiga macam alat penanam jenis semimekanis yang didorong manusia, lengkap dengan bagian-bagian utamanya. Mekanisme penjatuhan benih berlangsung dengan putaran roda dengan melalui batang penghubung antara penutup/pembuka lubang jatuhnya benih dengan lempengan pengungkit dipusat roda depan. Bentuk lempengan dan mekanisme penjatuhan benih diperlihatkan pada Alat penanaman semi-mekanis jenis lain adalah yang ditarik tenaga manusia, sebagai contoh alat penanaman pada desain IRRI dengan jumlah jalur 6 . Mekanisme penjatuhan padi dengan alat tersebut juga menggunakan putaran roda dimana putaran ini memutar lempeng penjatuh benih melalui sumbu selebar alat. Syarat-syarat penggunaan jenis alat ini adalah keadaan tanah sawah harus ”macek-macek” dan benih gabahnya harus direndam dulu selama 2 kali 24 jam. Mekanisme penjatuhan benih gabah dan dalam dari suatu jalur dapat dilihat pada gambar 34.

B. Alat penanam dengan sumber tenaga hewan
Alat penanam dengan sumber tenaga hewan juga banyak sekali macamnya, tergantung modifikasi suatu daerah serta jenis benih yang akan ditanam. Alat penanam tipe ini yang paling sederhana adalah tipe yang hanyamempunyai satu atau dua buah jalur dengan pemasukan benih dilakukan secara terpisah, artinya benih dijatuhkan oleh operator melalui corong pemasukan terus melalui saluran benih yang kemudian sampai dan masuk kedalam tanah, gambar 35 dan gambar 36. Alat penanaman dibuat dari logam  kecuali corong pemasukan dan saluran benih. Kedalaman dan jarak tanam dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. sedangkan pada gambar 37 adalah alat penanam yang dikombinasikan dengan alat pemupuk dengan tenaga penarik hewan.
Bagian-bagian alat penanaman sederhana ini adalah :
1. Batang tarik
2. Batang pengendali
3. Pembuka alur
4. Corong benih
5. Saluran benih
C. Alat penanam dengan sumber tenaga traktor
Berdasarkan cara penanaman, maka alat penanaman dengan sumber
tenaga dari traktor dapat digolongkan menjadi 3 golongan., yaitu:
1. Alat penanaman sistem baris lebar
2. Alat penanaman sistem baris sempit
3. Alat penanaman sistem sebar
C.1 Alat penanaman sistem baris lebar

Alat baris penanaman sistem baris lebar ini telah dirancang untuk menempatkan benih-benih dalam tanah dengan jarak baris tanam satu dengan yang lain cukup lebar, sehingga akan mungkin dilakukan penyiangan dan meningkatkan efisiensi pemanenan. Alat penanam seperti ini banyak digunakan untuk tanaman seperti : jagung, kapas, sorgum, serta kacangkacangan.
Berdasarkan cara penempatan benih dalam tanah, maka alat penanam sistem baris lebar dapat dibagi 3 tipe yaitu : drill, hill-drop dan checkrow. Sedangkan untuk penempatan alat pananam

pada traktor dapat dibagi 2
golongan, yaitu : trailing dan mounted.
Alat penanam jagung biasanya mempunyai 2 sampai 4 unit pembuat alur dan biasanya
dapat menjatuhkan satu atau lebih benih setiap waktu dengan jarak antara tiap dua benih jagung
11 sampai 60 cm. Jarak dari tiap-tiap biji ini tergantung dari besar lubang lempeng pengeluaran
dan kecepatan perputarannya.  merupakan gambar berbagai macam alat penanam jagung, baik yang trailing maupun yang mounted, baik drill, hill-drop maupun checkrow. Ketelitian suatu alat tanam tergantung dari keseragaman dari benih, bentuk dasar dari corong pemasukan, kecepatan perputaran dari lempeng benih, bentuk dan ukuran dan lempeng serta kesempurnaan corong pemasukan. Bagian-bagian dari corong pemasukan alat jagung dapat dilihat Sedangkan bagian-bagian dari dasar corong pemasukan alat penanam jagung dan kegunaan bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut 

1. Cut-off pawl : dengan bantuan tekanan per cut-off ini berfungsi untuk mengeluarkan adanya kelebihan benih.
2. Knok-uot pawl : dengan bantuan per, knock-out ini berfungsi mengatur benih supaya benih tepat jatuh diatas saluran benih.
3. Lempeng benih : berfungsi untuk membawa benih melalui celah-celahlempeng yang ada dan menjatuhkannya pada katup terbuka dan benihbenih terjatuh pada katup bagian tanah yang selanjutnya masuk kedalam tanah (Gambar 40). Pembuka alur berfungsi untuk membuka atau membuat alur pada tanah sebagi tempat benih-benih dijatuhkan dari mekanisme alat tanam. Pembuka alur yang umum digunakan adalah :
1. Tipe pacul
2. Tipe alas lempeng
3. Tipe alas datar
4. Tipe dua piringan
5. Tipe satu piringan
Gambar 40. Macam lempeng benih pada dasar corong pemasukan alat
penanam jagung Tipe alas lengkung merupakan tipe yang paling banyak digunakan. Tipe alas datar sangat cocok digunakan pada tanah-tanah kasar dan berbatu, sedangkan tipe dua piringan cocok untuk tanam lebar. Kelima macam alur tersebut diberikan pada Perlengkapan pemupukan dapat juga digabungkan pada alat penanam jagung ini. Detail dari pemasukan dan distribusinya akan dibahas sendiri pada alat-alat pemupukan.
Alat penanam lain yang tidak kalah pentingnya adalah alat tanam yang
disebut transplanter. Transplanter yang dibahas disini adalah untuk menanam
padi sawah. Pada prinsipnya cara kerja alat ini adalah mirip dengan cara kerja
tangan manusia dalam menanam bibit padi sawah. Dua transplanter untuk
menanam padi sawah dapat dilihat pada Gambar 42.
Karena mesin bekerja, maka lengan penanam dan pinset penanam akan
bergerak naik turun. Pinset penanam dilengkapi cakar pemegang pada bagian
dasarnya. Mekanisme hubungan akan digunakan untuk membuka dan
menutup cakar pemegang. Sewaktu pinset pada posisi diatas, maka cakar
pemegang akan terbuka, sedang waktu pinset penanam turun, maka cakar
pemegang akan tertutup. Pada proses ini bibit akan dicabut melalui celah