Mesin Panen Tebu
(SUGARCANE HARVESTER)
Deskripsi
Pada
pendahuluan akan dijelaskan tentang metode dan peralatan panen tebu dan jagung,
proses fungsional mesin panen tebu dan jagung,
serta kalibrasi dan evaluasi kinerja
Relevansi
Pemahaman tentang
mesin panen tebu (cane harvester) dan mesin panen jagung (corn
harvester) sangat penting dalam pengelolaan pertanian modern. Dengan
memahami bagian atau komponen mesin dan cara kerja serta kinerja, maka
pengelolanya akan dapat merencanakan dan mengatur penggunaan mesin panen tebu
dan jagung secara efektif dan efisien (ekonomis). Dengan demikian akan
mendukung proses budidaya keseluruhan secara mekanis.
Tujuan instruksional khusus
Mahasiswa akan dapat menjelaskan bagian alat dan mesin, cara kerja, kinerja dan
menguraikan prinsip-prinsip mekanika dari
mesin panen tebu dan
jagung
����������� Pemanenan tebu dapat dilakukan dengan beberapa
cara.� Berdasarkan atas keadaan tebu yang
ditebang, cara pemanenan tebu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) pemanenan
tebu hijau (green cane), dan (2) pemanenan tebu bakar (burnt cane).� Berdasarkan atas sumber tenaga utama yang
digunakan, pemanenan tebu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) pemanenan
tebu secara manual, dan (2) pemanenan tebu secara mekanis.
����������� Pemanenan tebu hijau
dilakukan secara langsung tanpa ada perlakuan lain terhadap tanaman tebu
sebelum dipanen.� Pemanenan tebu bakar
dilakukan setelah tanaman tebu dibakar untuk membersihkan sampah daun tebu.
Pemanenan tebu secara manual
����������� Pemanenan tebu secara
manual dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) loose cane, dan (2) bundle
cane.� Hasil panen dengan cara loose
cane berbentuk tebu lonjoran yang lepas dan dimuat ke kendaraan angkut
menggunakan grab loader, sedangkan hasil panen dengan cara bundle
cane berbentuk tebu lonjoran yang terikat dan dimuat ke kendaraan angkut
menggunakan tenaga manusia.
����������� Tahap pelaksanaan
pemanenan tebu dengan cara loose cane (Soepardan, 1988):
(a)
Daun tebu kering (klaras) dibersihkan dan diletakkan dalam satu barisan
(b)
Pangkal batang tebu di permukaan tanah dipotong
(c) Pucuk batang tebu dipotong
(d) Potongan batang tebu ditumpuk pada satu barisan;
umumnya 4 atau 6 deretan tebu yang telah ditebang disusun menjadi 1 deretan
melintang.
Tahap-tahap
pemanenan tebu dengan cara bundle cane adalah
sama dengan cara loose cane, perbedaannya terletak pada potongan
batang-batang tebu yang diikat dengan jumlah tertentu kemudian disusun pada
suatu barisan.
����������� Kapasitas lapang pemanenan tebu secara
manual umumnya sebesar 0.0025 ha/jam/orang.�
Apabila dalam 1 hari bekerja selama 8 jam maka akan diperoleh luasan
tebu panen sebesar 0.02 ha, atau � 1.6 ton tebu panen/hari/orang (TCH � 80 ton/ha).� Pabrik gula yang
mempunyai areal tebu panen seluas 15 000 ha, maka akan diperlukan 750 000
hari-orang pemanen tebu.� Apabila waktu
panen selama 180 hari maka setiap hari kerja diperlukan � 4.167 orang pemanen tebu.� Kondisi ini telah memicu penggunaan mesin
panen tebu yang mempunyai kapasitas tebang lebih besar.
Pemanenan tebu secara mekanis
����������� Faktor-faktor yang
menyebabkan dilakukannya pemanenan tebu secara mekanis menggunakan mesin panen
tebu (sugarcane harvester), diantaranya adalah:
(1)
Kesulitan memperoleh tenaga kerja tebang tebu karena adanya persaingan
memperoleh tenaga kerja tebang tebu, terutama untuk pabrik gula di daerah yang
jarang penduduknya
(2)
Tenaga kerja tebang tebu hanya bekerja selama � 8 jam/hari pada siang hari, sedangkan
mesin panen tebu dapat bekerja selama 24 jam/hari
(3)
Kapasitas tebang tebu mesin panen tebu jauh lebih besar dibanding tenaga
kerja tebang tebu
(4)
Waktu panen tebu yang optimum umumnya relatif singkat sehingga penggunaan
mesin panen tebu (sugarcane harvester), terutama pada daerah dengan
tenaga kerja terbatas, akan dapat membantu menyelesaikan kegiatan pemanenan
tebu pada waktu yang telah ditentukan, sehingga susut tebu atau gula dapat
dikurangi (Abreu et al., 1980).
����������� Faktor-faktor yang
ditimbulkan oleh keadaan lahan tempat mesin panen tebu dioperasikan yang
mempengaruhi efisiensi waktu dan biaya pemanenan, diantaranya adalah:
(1) Kemiringan lahan
(2) Pola kebun
(3) Tinggi dan panjang guludan
(4)
Kebersihan lahan dari benda-benda yang dapat mengganggu kinerja mesin.
����������� Pemanenan tebu secara
mekanis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) menggunakan wholestalk
harvester, dan (2) menggunakan chopper harvester.� Kedua jenis mesin panen tebu tersebut berbeda
dalam hal hasil potongan batang tebu panen.
����������� Wholestalk harvester
memotong tebu pada pangkal batang dekat permukaan tanah, kemudian dibawa ke
belakang dan disusun di atas guludan.� Dengan
demikian, tebu hasil panen masih berupa lonjoran batang tebu (utuh) yang diletakkan
di atas permukaan tanah.� Tebu hasil
panen dengan cara seperti ini sering tercampur kotoran (tanah) pada saat
pemuatannya ke alat angkut yang akan membawanya ke pabrik.
����������� Chopper harvester
memotong tebu berupa potongan-potongan berukuran pendek. �Tebu yang sudah dipotong pada pangkal
batangnya akan dipotong lagi menjadi potongan-potongan lebih pendek yang
disebut billet dengan ukuran 20 � 40 cm (Gentil dan Ripolli, 1977).
����������� Penggunaan chopper
harvester akan lebih menguntungkan dibanding wholestalk harvester
untuk beberapa kondisi tertentu.� Pada
Tabel 1 diperlihatkan perbedaan penggunaan dan hasil panen tebu menggunakan
kedua jenis mesin panen tebu tersebut.
�������������� Tabel 1.� Perbedaan
penggunaan dan hasil panen tebu menggunakan����������� ����wholestalk harvester dan chopper
harvester
Indikator
|
Wholestalk
Harvester
|
Chopper
Harvester
|
Proses pemanenan tebu
|
Memotong tebu pada pangkal batang dekat permukaan
tanah, kemudian dibawa ke belakang dan disusun di atas guludan
|
Tebu yang sudah dipotong pada pangkal batangnya akan dipotong lagi menjadi potongan-potongan lebih pendek
|
Ukuran batang tebu panen
|
Lonjoran (batang tebu utuh)
|
Potongan-potongan pendek |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar